“DAFTAR LGO4D” DAN RUNTUHNYA KEPERCAYAAN PADA SISTEM RESMI

“Daftar LGO4D” dan Runtuhnya Kepercayaan pada Sistem Resmi

“Daftar LGO4D” dan Runtuhnya Kepercayaan pada Sistem Resmi

Blog Article

Oleh: Pengamat Sosial-Politik Digital Indonesia


I. Mendaftar di Tempat yang Salah?

Ketika seseorang mengetik “daftar LGO4D” di ponsel mereka, apa sebenarnya yang mereka cari?

Apakah uang?
Apakah harapan menang?
Atau… sesuatu yang lebih dalam — rasa bahwa mereka masih bisa punya kendali atas hidupnya sendiri?

Dalam konteks ini, tindakan “daftar” bukan hanya aktivitas digital, tapi tindakan politik.


II. Negara vs. Sistem Alternatif

Mari kita bandingkan.

Sistem Resmi Sistem Alternatif (LGO4D)
Daftar Kartu Prakerja Daftar LGO4D
Daftar Bansos Kemensos Daftar LGO4D
Daftar BLT Dana Desa Daftar LGO4D
Syarat rumit, lambat Proses mudah, langsung
Bergantung pada data pemerintah Bergantung pada keberuntungan
Validasi ketat Validasi cepat

Mengapa jutaan orang lebih memilih daftar LGO4D daripada menunggu BLT cair?

Karena yang satu tidak menjanjikan apapun tapi terasa nyata, sementara yang lain penuh janji tapi tak kunjung hadir.


III. Fenomena Digital: Bukan Soal Judi, Tapi Soal Trust

Kita bisa mengabaikan fenomena ini dan menganggapnya sekadar “gaya hidup digital instan.”
Tapi jika kita jujur, ini adalah gejala hilangnya kepercayaan pada sistem formal.

“Saya gak percaya lagi sama pemerintah, tapi saya percaya sama angka.”

Kalimat seperti itu bukan soal irasionalitas.
Itu adalah bentuk keputusasaan yang mencari outlet baru.


IV. Apa yang Harus Kita Pelajari?

Alih-alih sekadar melarang, mencibir, atau memblokir,
seharusnya negara dan institusi publik belajar dari LGO4D tentang:

  • Bagaimana membuat proses pendaftaran yang mudah

  • Bagaimana menciptakan rasa partisipasi meskipun kecil

  • Bagaimana membuat warga merasa dihargai, meski lewat sistem sederhana

Karena “daftar” bukan hanya login. Tapi simbol bahwa rakyat ingin merasa diikutsertakan.


V. Penutup: Antara Realitas dan Keinginan

Jutaan orang daftar LGO4D setiap hari.
Bukan karena mereka bodoh. Tapi karena mereka sudah terlalu lama merasa tak punya pilihan lain.

Dan dalam dunia yang makin kompleks ini, bahkan peluang sekecil satu digit angka terasa lebih realistis daripada birokrasi yang kaku.

Report this page